lalu gimana orang menyikapi sang pengecewa? sikap apa yang bakal mereka pilih? diam? pura pura lupa? pura pura ga kecewa? melukis jarak?
jika mereka meminta maaf? apa yang harus dilakukan? oke, kita mungkin akan memaafkan, tapi setelah itu? apa? karena rasanya memberikan kesempatan kedua tidak semudah yang terlihat. ada resiko besar yang diemban. dikecewakan untuk kedua kalinya. merasa bodoh karena merelakan diri untuk disakiti. begitu tidak berharga, untuk sekedar mendapat perubahan sikap dari sang pengecewa.
aku juga pernah kecewa, oleh kamu yang mungkin tidak pernah merasa. saat itu aku memilih melukisnya, jarak itu. kemudian kini kamu datang kembali, seolah meminta kesempatan yang kedua. entah untuk berubah, atau kembali mematahkannya, harapanku yang terlalu bodoh padamu. lalu aku harus apa? sedangkan warna barumu masih belum selesai engkau tunjukan?
jika mereka meminta maaf? apa yang harus dilakukan? oke, kita mungkin akan memaafkan, tapi setelah itu? apa? karena rasanya memberikan kesempatan kedua tidak semudah yang terlihat. ada resiko besar yang diemban. dikecewakan untuk kedua kalinya. merasa bodoh karena merelakan diri untuk disakiti. begitu tidak berharga, untuk sekedar mendapat perubahan sikap dari sang pengecewa.
aku juga pernah kecewa, oleh kamu yang mungkin tidak pernah merasa. saat itu aku memilih melukisnya, jarak itu. kemudian kini kamu datang kembali, seolah meminta kesempatan yang kedua. entah untuk berubah, atau kembali mematahkannya, harapanku yang terlalu bodoh padamu. lalu aku harus apa? sedangkan warna barumu masih belum selesai engkau tunjukan?
haruskah? aku membiarkan aku dengan mudah mudahnya memberikan kesempatan kedua pada sikap keabu abuan mu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar